Kamis, 22 April 2010

Cristiano Ronaldo


Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro (lahir di Funchal, Madeira, Portugal, 5 Februari 1985; umur 25 tahun) adalah seorang pemain sepak bola asal Portugal. Ia dikenal sebagai pemain sayap dari Manchester United dari 2003-2009 sebelum pindah ke Real Madrid pada 1 Juli 2009 dengan memecahkan rekor transfer sebesar 80 juta poundsterling menjadikannya sebagai pemain termahal dalam sejarah sepak bola. Ia biasa bermain sebagai sayap kiri atau kanan serta penyerang tengah. Ia mulai dipanggil ke Timnas Portugal sejak tahun 2003.

Ronaldo Lahir di Madeira, Portugal, anak dari Maria Dolores dos Santos Aveiro dan José Dinis Aveiro. Dia memiliki kakak laki-laki bernama Hugo, dan dua kakak perempuan, Elma dan Liliana Cátia. Liliana Bekerja sebagai penyanyi dengan nama panggung "Ronalda" di Portugal.[rujukan?] Nama kedua yang diberikan kepada Cristiano ("Ronaldo") relatif langka
di PortugalRonaldo adalah pemain sepak bola yang dapat bermain dengan kedua kakinyayang membuat dia dapat bermain di mana saja: kanan, kiri atau melalui tengah. Ini mengakibatkan Ronaldo dan rekannya sesama pemain sepak bola di Manchester United Ryan Giggs dapat saling bertukar posisi.Ronaldo memiliki kemampuan teknik yang hebatDi samping gerakan multi step-over, dia juga mengembangkan banyak kemampuan lainnya, membuat dia sangat lincah dan sebagai pemain sayap yang tidak dapat diprediksikan gerakannya. Disamping kemampuan mengolah bolanya yang luar biasa, dia juga piawai dalam mengeksekusi bola-bola mati, itulah yang membuatnya menjadi salah satu pemain yang paling berbahaya bagi lawannya, dia dapat mencetak gol dengan cara apapun.
Karir

* Sporting Lisbon (1999-2003)
* Manchester United (2003– 2009)
* Real Madrid (2009- 2010)
* Mendapat Penghargaan Pemain Terbaik Eropa Tahun 2008
* Mendapat Penghargaan Pemain Terbaik Dunia versi FIFPRO
* Mendapat Penghargaan Pemain Terbaik Dunia FIFA 2008

Informasi pribadi
Nama lengkap Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro
Tanggal lahir 5 Februari 1985 (umur 25)
Tempat lahir Funchal, Madeira, Portugal
Tinggi 1.84 m (6 ft 0 in)[1]
Posisi bermain Sayap kanan, Penyerang
Informasi klub
Klub saat ini Real Madrid
Nomor 9
Klub junior
24 CF Andorinha
CD Nacional
Sporting CP
Klub senior1
Tahun Klub Tampil (Gol)
2001–2003
2003–2009
2009– Sporting CP
Manchester United
Real Madrid 025 0(3)
292 (118)
Tim nasional2
2003– Portugal 061 (21)

Kamis, 15 April 2010

Zinedine Zidane


Zinedine Zidane

Zinedine Yazid Zidane (IPA: [ˌzineˈdin jaziːd ziˈdan]; bahasa Arab: زين الدين زيدان, Zainuddin Zidan lahir 23 Juni 1972) yang terkenal dan populer dengan nickname Zizou adalah seorang pesepak bola Perancis keturunan Aljazair. Posisinya adalah gelandang menyerang. Memulai karir sebagai pemain di klub AS Cannes, ia kemudian bermain di Bordeaux, Juventus dan terakhir Real Madrid. Ia pensiun dari sepak bola klub pada tahun 2006 dan pensiun dari tim nasional sepak bola Perancis setelah Piala Dunia 2006.

Setelah penampilan yang sangat fantastis di Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000, tidak sedikit publik sepak bola yang menganggapnya sebagai pemain terbaik di dunia. Kelebihan dan keahliannya melakukan dribbling dan penguasaan bola sering membuat pemain lawan merasa frustasi karena sulitnya merebut bola darinya. Pelatih-pelatihpun beranggapan bahwa memaksakan man-to-man marking terhadap Zidane adalah pekerjaan sia-sia. Bahkan produsen olahraga asal Jerman Adidas membuat "formasi baru" yakni 4-Zidane-2.

Pada 1993, Zidane menikah dengan Véronique Zidane (kelahiran Lentisco), seorang mantan pedansa Perancis dan model Spanyol [2] Keempat anaknya: Enzo (lahir 24 Maret 1995Daftar isi [sembunyikan]
1 Perjalanan karir
1.1 Piala Dunia 2006
2 Gelar yang diperolehi
3 Lain-lain
4 Referensi
5 Pranala luar

[sunting]
Perjalanan karir

Zizou dilahirkan di Marseille dan dibesarkan di La Castellane. Walaupun lahir di Marseille, Zizou belum pernah bermain untuk Olympique de Marseille. Karir Zizou dimulai pada usia 14 tahun, anak dari imigran Aljazair ini terlihat oleh seorang pencari bakat dan ditawari tempat di Akademi AS Cannes. Selama di liga Prancis, Zizou bermain untuk AS Cannes dan Bordeaux, sebelum dibeli oleh Juventus sebesar £3 juta.

Pada tahun 2001 Zizou ditransfer dari klub Italia, Juventus F.C. ke Real Madrid dengan kontrak selama 4 tahun. Biaya transfer sebesar €66 juta, membuat ia menjadi pemain sepak bola dengan transfer termahal di dunia. Ia mencetak gol kemenangan 2-1 melawan klub Jerman, Bayer Leverkusen pada 2001-2002 Final Champions League di Glasgow di Hampden Park. Tahun berikutnya di Piala Dunia 2002 ia hanya tampil sekali membela Perancis karena didera cedera. Dalam turnamen tersebut, Perancis tidak berhasil mencetak satu golpun dan terpuruk di dasar grup pada babak pertama sehingga gagal lolos ke babak berikutnya.

Tahun 2004 setelah Piala Eropa 2004 berakhir, Zidane pensiun dari sepak bola internasional, namun saat Perancis mengalami kesulitan untuk meloloskan diri ke Piala Dunia 2006, Zidane mengumumkan pada Agustus 2005 bahwa ia akan kembali bermain di tim nasional. Perancis akhirnya lolos, tetapi Zidane yang baru melalui musim yang dipenuhi cedera di Madrid, memutuskan bahwa ia akan mundur setelah Piala Dunia tersebut berakhir.

Pada tanggal 25 April 2006, Zizou secara resmi mengumumkan keputusannya untuk mundur dari klub dan tim nasional sepak bola Perancis setelah Piala Dunia 2006.[3]

Zidane pada tahun 2004.

Pada tanggal 7 Mei 2006 Zizou memainkan pertandingan terakhir sebagai tuan rumah untuk Real Madrid di Stadion Santiago Bernabéu. Pemain Real Madrid memakai baju kaos khusus yang bertanda "ZIDANE 2001 - 2006" tertulis di bawah logo klub. Seperti yang dapat diduga, pendukung Real Madrid memberikan dia sambutan yang hangat dan mendukung Zizou sepanjang pertandingan. Pertandingan ini melawan Villarreal CF dan, sayangnya untuk Zizou, hasil terbaik yang diperoleh Real Madrid adalah seri 3-3. Zizou mencetak gol kedua untuk Real Madrid tanpa perayaan besar-besaran. Zizou menukar baju kaosnya dengan Juan Roman Riquelme, pemain Villarreal CF dan gelandang Argentina. Pada akhir pertandingan, pendukung Real Madrid mengucapkan selamat jalan untuk Zizou dengan memberi ia tepuk tangan panjang, yang membuatnya menitikkan air mata.
[sunting]
Piala Dunia 2006

Pada dua pertandingan awal Piala Dunia 2006, ia tampil buruk dan bahkan harus absen pada pertandingan ketiga akibat akumulasi kartu kuning. Zidane kemudian menunjukkan kembali permainan terbaiknya di babak-babak berikutnya, dimulai dari pertandingan melawan Spanyol digugurkan 3-1, lalu Brasil ditaklukkan 1-0, dan kemudian Portugal dikalahkan 1-0. Dengan bentuk permainannya saat itu, banyak yang berharap bahwa Zidane akan menggantung sepatu dengan indah dengan mengalahkan Italia di final, namun karirnya berakhir pahit saat ia dikartu merah wasit Horacio Elizondo pada pertandingan final akibat menanduk bek Italia, Marco Materazzi di bagian dada.

Walaupun karir sepak bolanya berakhir pahit Zidane terpilih sebagai pemain terbaik Piala Dunia 2006 versi Fédération Internationale de Football Association dan para wartawan yang meliput ajang tersebut dengan mendapat 2012 poin, kapten Italia Fabio Cannavaro di posisi dua dengan 1977 poin dan pemain Italia lainnya, Andrea Pirlo di posisi tiga dengan 715 poin. Alasan ia dipilih menjadi pemain terbaik karena berhasil menampilkan penampilan yang menawan serta menunjukkan kepemimpinan yang baik dalam membawa Perancis yang terseok-seok di babak penyisihan grup sampai ke babak final. Pelatih Perancis Domenech dan sang "Kaisar" Beckenbauer membela keputusan FIFA untuk tetap memberikan gelar tersebut meskipun Zizou dianggap melakukan tindakan bodoh tersebut terhadap Materazzi. Materazzi mungkin dianggap mengatakan kata-kata yang sangat menyinggung pemain terbaik dunia 3 kali tersebut sehingga membuat ia menjadi emosi dan akhirnya melakukan tindakan tersebut.

Menurut laporan BBC, pemilihan Pemain Terbaik dilakukan pada masa istirahat setelah babak pertama. Koresponden BBC, Gordon Farquhar, berpendapat bahwa "jika kita menanyakan kepada para wartawan yang telah melakukan pemilihan tersebut setelah pertandingan berakhir - apakah mereka akan mengubah suaranya - mungkin mereka akan melakukannya."[4]

Lagu berjudul Headbutt yang terinspirasi dari serudukan kepala Zinedine Zidane ke dada Marco Materazzi di final Piala Dunia 2006 menjadi lagu yang paling terkenal di Perancis. Dalam dua setengah pekan awal, ada 80.000 pengunduh lagu tersebut di situs.
[sunting]
Gelar yang diperolehi

Zidane, pemain yang telah memenangkan semua kejuaraan bergengsi di dunia, adalah seorang juara sejati. Gelar yang telah dia persembahkan kepada Perancis dan klubnya antara lain:
Piala Dunia (1998)
Piala Eropa (2000)
Liga Champions (2001/2002)
Piala Toyota (1996, 2002)
liga domestik:
Seri A (1996/1997, 1997/1998)
La Liga (2002/2003)
Runner Up Piala Dunia (2006)

Zidane tiga kali terpilih sebagai Pemain Terbaik Dunia (1998, 2000, 2003) dan sekali sebagai Pemain Terbaik Eropa (1998) serta sebagai Pemain Terbaik Piala Dunia 2006.

Raul Gonzalez


Raul, Sang Legenda Utama


TAK diragukan lagi. Kini, Raul Gonzalez mencatatakan diri sebagai legenda utama Real Madrid, menyamai kebesaran Alfredo Di Stefano. Sebuah golnya ke gawang Numancia, Sabtu atau Minggu (1/2) dini hari, mencatatkan golnya di angka 307.

Itu artinya rekor gol di Real Madrid. Jumlah itu sama dengan gol yang pernah dibuat Di Stefano yang sekian lama tak pernah disamai pemain Madrid mana pun. Kini, Raul menyamainya, bahkan bisa melebihi. Sebab, dia masih aktif.

Maka, bisa jadi kelak Raul merupakan legenda paling utama, mengalahkan Di Stefano dan legenda lainnya. Itu diakui Di Stefano sendiri. Dia ikut senang dengan prestasi Raul dan tak perasa tersaingi.

"Bagaimana prestasi seperti ini bisa mengganggu saya. Tak mungkinlah. Saya sangat bahagia dengan prestasi Raul. Dia anak yang luar biasa. Dia pemain klub sejati. Dia pemain hebat, seorang profesional besar yang selalu menjaga penampilannya," puji Di Stefano.

Raul memang luar biasa. Sejak begitu sangat muda dia sudah menjadi bintang Real Madrid. Dan, dia tampaknya akan menjadi bintang terbesar klub tersebut. (HPR)

Sabtu, 20 Februari 2010

Estadio Santiago Bernabeu



Estadio Santiago Bernabéu
El Bernabéu




Lokasi :Avenida de Concha Espina 1, E28036 - Madrid
Dibuka :14 Desember 1947
Pemilik :Real Madrid
Operator :Real Madrid
Permukaan :Rumput
Arsitek :Manuel Muñoz Monasterio
Luis Alemany Soler
Antonio Lamela (Expansion)
Nama lama Stadion Chamartín (1947-1955)
Pemakai :Real Madrid
Kapasitas :80.400 orang

Rabu, 17 Februari 2010

SEJARAH REAL MADRID


Sejarah singkat

Sebelum 1897, penduduk Madrid tak mengenal sepak bola. Olahraga ini diperkenalkan sejumlah profesor dan pelajar Institución Libre de Enseñanza, dengan mendirikan Football Club Sky tahun 1897, yang bermain setiap Minggu pagi di Moncloa.

Klub terpecah menjadi dua di tahun 1900; New Foot-Ball de Madrid dan Club Español de Madrid. Dua tahun kemudian Club Español de Madrid terpecah lagi, dan menghasikan pembentukan Madrid Football Club pada 6 Maret 1902.

Setelah tiga tahun berdiri, Madrid FC memenangkan gelar pertamanya dengan mengalahkan Athletic Bilbo di final Piala Spanyol. Klub ini pula yang menjadi pendiri Asosiasi Sepakbola Spanyol pada 4 Januari 1909. Saat itu klub dipimpin Adolfo Meléndez.

Tahun 1920, klub berganti nama menjadi Real Madrid. Adalah Raja Alfonso yang memberi nama Real, atau Royal, kepada klub itu. Sembilan tahun kemudian liga sepakbola Spanyol pertama didirikan. Si Putih meraih gelar Primera Liga Spanyol pertama tahun 1931, tahun berikut meraihnya lagi, dan menjadi klub pertama yang dua kali berturutan meraih gelar liga.

Tahun 1945 Santiago Bernabeu Yeste menjadi presiden. Di bawah kepemimpinannya Stadion Santiago Bernabeu dan Ciudad Deportiva dibangun kembali, setelah rusak pada perang sipil. Tahun 1953, Bernabeu memperkenalkan strategi memboyong pemain berkelas dunia dari luar negeri. Salah satunya, dan yang paling terkenal, adalah Alfredo di Stéfano. Jadilan Real Madrid klub multinasional pertama di dunia.

Tahun 1955, terinspirasi tulisan Gabriel Hanot -- wartawan dan editor L'Equipe mengenai pembentukan Copa Latina, turnamen yang melibatkan klub-klub Prancis, Spanyol, Portugal, dan Italia -- Bernabeu bertemu Bedrignan dan Gusztáv Sebes di Hotel Ambassador di Paris, dan membentuk turnamen yang kini bernama Liga Champions.

Madrid mendominasi Piala Champions dengan meraih trofi itu tahun 1956 sampai 1960, dan berhak atas trofi original dan hak mengenakan simbol UEFA sebagai penghargaan. Tahun 1966, Madrid memenangkan Piala Champions kali keenam dengan mengalahkan FK Partizan 2-1 di final. Saat itu Madrid telah benar-benar menjadi tim dengan pemain dari berbagai kebangsaan, dan dijuluki Ye-Ye Team.

Ye-Ye berasal dari yeah, yeah, yeah, chorus lagu Beatles berjuluk She Loves You, karena sebelum laga empat anggota Real Madrid berpose dengan pakaian Beatles dan wigs di surat kabar Dario Marca. Generasi Ye-ye juga mencapai final Piala Champions 1962 dan 1964, tapi gagal menjuarainya.

El Derbi madrileño

Fans Real Madrid melihat Atletico Madrid sebagai viable rival. Meski didirikan tiga pelajar Basque di tahun 1903, Atletico Madrid populer karena didukung para pembelot dari Marid FC. Namun bukan itu yang membuat hubungan fans kedua tim tegang sepanjang massa. Pendukung Madrid berasal dari kelas menengah, fans Atletico kebanyakan dari kelas pekerja.

Keduanya bertemu kali pertama pada 21 February 1929. Madrid memenangkannya. Rivalitas keduanya menyita perhatian internasional ketika di tahun 1959 bertemu di semifinal Piala Champions. Madrid memenangkan leg pertama 2-1 di Bernabeu, tapi kalah 1-0 di Metropolitano. Laga diulang, dan Madrid menang 2-1.

El Clásico

Rivalitas Real Madrid dengan Barcelona merupakan produk ketegangan politik Castilians dan Catalan. Madrid adalah pusat pemerintahan dan keluarga kerajaan. Di era diktator Jenderal Franco, Madrid merepresentasikan kekuatan centripetal konservatif.

Di sisi lain, hampir semua ide modernisasi politik; republikanisme, feneralisme, anarkisme, sindikalisme, dan komunisme, diperkenalkan di Spanyol dan menguat di Barcelona. Fashion, filosofi, dan seni, masuk ke Spanyol lewat Barcelona, sebelum diterima seluruh negeri.

Rivalitas keduanya tidak hanya berlangsung di Primera Liga Spanyol, tapi juga di Eropa. Serta tidak hanya di dalam lapangan, tapi juga di semua aktivitas bisnis olahraga. Di tahun 2000, kepergian Luis Figo ke Real Madrid memicu kemarahan publik Katalan.

Stadion

Real Madrid beberapa kali pindah stadion. Mereka pernah bermain di Campo de O'Donnell selama enam tahun, sejak 1912. Lalu pindah ke Campo de Ciudad Lineal, yang hanya berkapasitas 8,000 penonton.

Pada 17 Mei 1923, Madrid pindah Estadio Chamartín, yang berkapasitas 22.500 penonton. Dua dekade kemudian, Santiago Bernabeu Yeste melihat Estadio Chamartín tak layak lagi. Sebuah stadion baru dibangun, dan diresmikan pada 14 Desember 1947. Stadion itulah yang saat ini dikenal sebagai Stadion Santiago Bernabeu.

Stadion semula mampu menampung 120 ribu penonton, tapi dimordenisasi dengan tidak boleh ada penonton berdiri, menjadi berkapasitas 80.354 kursi.

Pada 9 Mei 2006, Stadion Alfredo Di Stefano diresmikan. Di tempat inilah Madrid menjalani latihan. Stadion ini berkapasitas 5.000 penonton, dan fans hanya menyaksikan tim mereka berlatih.

Keuangan

Berbeda dengan kebanyakan klub-klub di Eropa, Madrid -- sejak berdiri hinga saat ini -- dimiliki dan dijalankan oleh socio, atau anggota kelompok fans.

Anggota socio membeli tiket musiman. Jumlah mereka mencapai 68.670, dan merekalah yang menjadikan Madrid sebagai klub yang mampu menarik penonton terbanyak. Pada musim 2004-2005, jumlah penonton meningkat menjadi rata-rata 71.900 per pertandingan.

Di bawah Florentino Perez, musim 2000-2006, Madrid menjalankan ambisinya menjadi klub terkaya di dunia. Perez menjual kamp latihan ke kota Madrid tahun 2001, dan melepas kepemilikan atas empat anak perusahaan; Repsol YPF, Mutua Automovilística de Madrid, Sacyr Vallehermoso dan OHL, untuk membayar utang dan membeli Luis Figo, Ronaldo, Zinedine Zidane, dan David Beckham, yang membuat mereka dijuluki Los Galacticos.

Usai musim 2004/2005, Madrid mengakhiri status Manchester United sebagai klub berpenghasilan tertinggi di dunia selama delapan tahun. Penghasilan Madrid naik 17 persen menjadi £190m, berkat keberhasilan mengeksploitasi pasar Asia. Setelah era Perez berakhir, Madrid kembali berada di bawah MU.

Statistik dan Rekor

Manuel Sanchís Hontiyuelo masih memegang rekor tampil dengan 721 kali berlaga sebagai pemain inti antara 1983 sampai 2001. Forward Santillana di tempat kedua dengan 643 kali.

Iker Casillas paling banyak berada di bawa mistar Madrid, dengan 418 kali. Luis Figo menjadi pemain Madrid yang paling banyak memperkuat tim nasional, yaitu 127 kali mengenakan kostum Portugal.

Alfredo di Stéfano masih memegang rekor gol sepanjang masa, dengan 307 gol dalam 396 laga antara 1953 sampai 1964. Rekor gol Stefano di Eropa, 49 gol dari 58 pertandingan, bertahan sampai 2005. Adalah Raul Gonzales yang melewatinya di tahun 2005.

Di Stéfano juga memegang rekor klub sebagai pencetak gol terbanyak di liga, dengan 216. Raul Gonzales berpeluang melampauinya, karena saat ini sang kapten telah membuat 211 gol di liga, dan 304 di seluruh kompetisi.

Gol tercepat dalam sejarah klub dibuat Ronaldo. Striker asal Brasil itu melakukannya ke gawang Atletico Madrid, 3 Desember 2003, dalam waktu 15 detik.

Resminya, penonton terbanyak di Santiago Bernabeu terjadi dalam laga Piala Raja 2006, yaitu 83.329. Namun saat ini kapasitas stadion Madrid hanya 80.354. Rata-rata penonton tertinggi dalam satu musim adalah 76.234, yang dibuat musim 2007/2008. Ini juga yang tertinggi di Eropa.

Madrid paling banyak meraih gelar domestik; yaitu 31, dan memegang rekor juara lima kali berturutan sepanjang musim 1960-1965. Madrid juga memegang rekor tak terkalahkan paling panjang di dunia, yaitu 121 kali sepanjang Februari 1957 sampai 7 Maret 1965.

Di Eropa, Si Putih memegang rekor juara Piala/Liga Champions dengan sembilan kali, dan paling banyak tampil di semifinal, yaitu 21 kali. Raul Gonzales masih menjadi topscorer Liga Champions dengan 64 gol.

Madrid paling banyak berpartisipasi di Liga Champions, dengan 15 kali berturutan sepanjang 1955/56 sampai 1969/70. Nilai transfer Zinedine Zidane dari Juventus ke Madrid tahun 2001, sebesar £45.8 million, masih belum terlampaui. Namun rekor penjualan pemain baru dibuat Madrid musim panas 2008, ketika melepas Robinho ke Manchester City dengan harga £32.5 million.